SAMPUL DEPAN BUKU TAKTIK SELEMPANG MERAH DALAM AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI KUALA TUNGKAL
SEKELUMIT KISAH
SEJARAH PERANG KEMERDEKAAN RI 1945-1949
DI TANJUNG JABUNG
HARI ULANG TAHUN
VETERAN PERANG KEMERDEKAAN REPUBLIK
KE 37 SE-PROVINSI JAMBI
TANGGAL 7 FEBRUARI 1994
DI KUALA TUNGKAL
KAMI PERSEMBAHKAN KEPADA REKAN-REKAN SEPERJUANGAN YANG TELAH GUGUR SEBAGAI KESUMA BANGSA DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SERTA PENGHARGAAN YANG TULUS IKHLAS KEPADA SELURUH LAPISAN RAKYAT YANG TELAH MENGORBANKAN SEGALA-GALANYA, DEMI UNTUK KEMERDEKAAN BANGSA DAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TERCINTA INI.
ATRAKSI KILAS BALIK PENYERBUAN GABUNGAN TNI DAN BARISAN SELEMPANG MERAH KE PERTAHANAN TENTARA BELANDA DI KOTA KUALA TUNGKAL KABUPATEN TANJUNG JABUNG
PENDAHULUAN
A. Maksud dan tujuan dari Atraksi Kilas Balik penyerbuan TNI dan Barisan Selempang Merah ke pertahanan Tentara Belanda di kota Kuala Tungkal
1. Kemerdekaan Negara Republik Indonesia tercinta ini, bukanlah kita terima merupakan sebuah warisan dimana telah terhampar permadani yang tebal dan indah serta mahligai-mahligai yang besar dan megah… tidak… sekali lagi tidak… kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang kita cintai ini kita peroleh dari tangisan anak-anak kecil yang berada dalam gendongan ibunya, karena mengikuti suaminya yang ikut berjuang mempertahankan kemerdekaan ini, naik gunung turun gunung, menyeberangi sungai-sungai yang kadang kala mereka tidak akan tahu dimana mereka akan bermalam dan dapat menghilangkan lapar dan dahaga yang dideritanya, dilain keadaan kita akan melihat anak yang berlari-lari mencari ayahnya yang ikut bertempur, apakah ayahnya kembali atau gugur di
2. Atraksi Kilas Balik dari pertempuran dengan tentara Belanda di Koata Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung ini adalah merupaka penyegaran ingatan kita kembali pada masa 45 tahun yang lampau, yaitu di saat-saat kita merebut dan mempertahankan kemerdekaan tercinta ini dan dari perjuangan inilah lahirnya para syuhada, para pahlawan bangsa yang bersemayam di Taman Makam Pahlawan di seluruh tanah air dan yang masih dipanjangkan umurnya mereka masih mendapatkan prediket sebagai Veteran Perang Kemerdekaan Republik Indonesia.
3. Selain dari itu, Atraksi Kilas Balik ini merupakan pengungkapan kembali dari salah satu cukilan kisah sejarah dari perang Kemerdekaan Negara Republik Indonesia, yang benar-benar terjadi di kota Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung pada umumnya dan Front Tungkal Area kecamatan Tungkal Ilir pada khususnya, dimana telah terjalin satu antara Tentara Nasional Indonesia dan barisan rakyat yang bernama Barisan Selempang Merah yang merupaka kekuatan “Tunggal” dalam setiap pertempuran melawan tentara Belanda dan sekaligus tercerminnya semangat patriotisme dan heroisme.
4. Atraksi Kilas Balik ini adalah merupakan pula salah satu sarana untuk melestarikan moral force dari jiwa, semangat dan nilai-nilai ’45 kepada generasi penerus yang merupakan pewaris-pewaris yang syah dari pahlawan-pahlawan bangsa
B. Ruang Lingkup Atraksi
1. Atraksi Kilas Balik yang dilaksnakan ini, diambil dan diangkat dari sdalah satu penyerbuan dan pertempuran 20 kali pertempuran yang terjadi di Kota Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung, khususnya di Front Tungkal Area Kecamatan Tungkal Ilir yang merupakan pertempuran paling terkoordinasi dengan baik, baik yang menyangkut mengenai sasaran penyerbuan maupun taktik serangan dai gabungan Tentara Nasionala Indonesia dengan barisan rakyat Barisan Selempang Merah kepertahanan Tentara Belanda di Kota Kuala Tungkal.
2. Pasukan Tentara Belanda di Kota Kuala Tungkal kecamatan Tungkal Ilir ini, hanya menguasai sekitar sekitar 1,5 Km di dalam
3. Pertahanan tentara Belanda terletak pada 5 tempat yang strategis yang masing-masing tersusun gundukan-gundukan karung pasir dan tempat-tempat yang strategis itu adalah:
a. Di Tangga Raja Ulu, terletak senapan mesin yang sasaran penembakannya arah jalan
b. Di Rumah Kapolres, senapan mesin dengan sasaran penembakan kea rah jalan kekuburan dan ke jalan Andalas, dan Arah jalan Siswa.
c. Ditempat
d. Di depan Pabrik Kam Cong Kui sekarang jalan Nelayan, arah tembakan senapan mesinnya ke jalan Nelayan ke seberang sungai atau Parit II.
e. Di seberang Parit II di rumah Rivai ST Pamuncak jalan Pelabuhan, sasarn penembakan senapan mesinnya kea rah ilir Bea-cukai dan jalan Tungkan II dan III.
4. Demikianlah kekuatan dan posisi pertahanan tentara Belanda dan daerah yang dipagari oleh kawat berduri inilah praktis yang hanya dikuasai Belanda.
C. Persiapan Gabungan TNI dan Barisan Selempang Merah Untuk Melakukan Penyerbuan
1. Penyerbuan ini terjadi pada tanggal 23 Februari 1949 tengah malam dan pada tanggal 22 Desember 1949, rakyat yang akan ikut bertempur atau Barisan Selempang Merah telah berkumpul di Pembengis dan di desa Pembengis ini telah dipersiapkan dapur umum. Rakyat yang menjadi Barisan Selempang Merah ini dating dari setiap Kepenghuluan (desa-desa sekarang) dan masing-masing telah membawa kain merah ukuran 4 Cm lebar dan panjang 1 Meter stengah dengan senjata-senjata tradisional menurut suku-suku yang bersangkutan, seperti keris, tombak, kampilan, sundang, parang bungkul dan lain-lain. Selanjutnya rakyat akan ikut melakukan penyerbuan, nama-nama mereka dicatat, dimana alamatnya, dari desa mana, umur dan dicatat pula keluarga-keluarga mereka. Kain Selempang Merah ini harus dipakai pada saat penyerbuan oleh pasukan termasuk pasukan TNI, karena selain sebagai tanda pengenal dari anggota-anggota pasukan yang menyerbu, juga merupakan tumpuan keyakinan menurut amalan Selempang Merah disetiap pertempuran. Setelah semuanya telah dipersiapkan, maka pasukan gabungan ini mulai bergerak meninggalkan desa Pembengis menuju ke Parit Gompong, karena Parit Gompong inilah tempat persiapan terakhir, sebab jarak tempuh ke
D. Pembentukan Kelompok-kelompok, Pimpinan kelompok dan Sasaran Penyerbuan Kelompok-kelompok
1. Setelah sampai di Parit Gompong, jumalah yang akan ikut menyerbu dari rakyat berjumlah 370 orang dan dari Tentara Nasional Indonesia sebanyak 30 orang sehingga semuanya berjumlah 400 orang. Persiapan pertama, adalah pemerikasaan senjata-senjata tradisional, seperti keris, badik, parang bungkul, sundang, kampilan dan lain-lainnya oleh seorang pawing senjata yang bernama Sahibar, dimana ditentukan senjata mana yang boleh dibawa menyerbu dan tidak boleh dibawa. Seterusnya seluruh yang akan ikut menyerbu tidak kerkecuali TNI diuji dengan memakan lada (sahang), dimana jika yang memakan sahang atau lada ini merasa tidak pedas, maka mereka tidak boleh menyerbu. Terakhir setelah semua mendapat ketentuan-ketentuan di atas, maka dari jumlah 370 orang rakyat yang akan iktu bertempur terebut yang diperbolehkan pergi hanya tinggal 270 orang orang ditambah dengan TNI 30 orang, maka yang akan melakukan penyerbuan ke kota Kuala Tungkal hanya 300 orang. Untuk menimbulkan semangat dan keberanian dalam pertempuran ini, diberikan minuman air putih yang sudah dijampi oleh panglima Selempang Merah H. Saman.
2. Setelah selesai penelitian-penelitian tersebut, barulah disusun kelompok-kelompok kecil dari jumlah 300 orang ini menjadi 3 kelompok, yang semuanya itu terhimpun di dalam 3 kelompok besar yang masing-masing 3 kelompok besar ini ditentukan arahnya. Tentara Nasional Indonesia berada di sekitar kelompok 10 orang yang langsung amenjadi pimpinan penyerbuan dan sebagai Wakil diambil dari barisan rakyat Selempang Merah.
3. Setelah itu diadakan perundingan-perundingan antara Panglima H. Saman selaku Panglima Pasukan Selempang Merah beserta staf pimpinannya dengan pimpinan pertempuran Front Tungkal Area dari Tentara Nasional Indonesia yang diwakili oleh Wakil Komandan Pertempuran Sersan Mayor Cadet. AD. Madhan. AR beserta Komandan-komandan Sektor yaitu: Sersan Mayor Cadet Angkatan Laut Anwarsyah, sebagai Komandan Sektor II Sersan Mayor CPM Buimin Hasan, sebagai Komandan Sektor III dan Komandan Pol. Zulkarnain Idris sebagai Komandan Sektor IV. Dari hasil perebukan atau perundingan telah dapat dibentuk pimpinan-pimpinan dari ke III kelompok besar tersebut dan sekaligus pula menentukan sasaran penyerbuan taktik penyerangan dan cara mundur kembali Kepangkalan Parit Gompong.
4. Dari hasil perundingan ini telah dapat disusun pimpinan dai ketiga kelompok besar tersebut dan pembagian sasaran penyerbuan serta taktik penyerangan antara lain sebagai berikut:
a. Kelompok I dipimpin oleh Panglima H. Saman dan sebagai Wakil ditetapkan Serma Cadet Madhan. AR dengan sasaran penyerangan kepertahanan Tentara Belanda di kantor Pos (
b. Tugas TNI yang dipimpin oleh Serma Cadet Madhan. AR dalam kelompok I ini adalah setelah terlihat kebakaran-kebakaran di Ilir jalan Pelabuhan demikian pula kebakaran di Parit I dan telah terjadi tembak menembak, maka pasukan TNI di kelompok I melakukan serangan ke Pos Pertahanan Tentara belanda di rumah Kapolres dan Kantor Pos dengan tembakan-tembakan senapan mesin Kijanju Jepang serta tembakan senjata-senjata lainnya dan melemparkan geranat tangan bikinan Jepang ketempat senapan mesin di Kantor pos. Sementara itu pasukan-pasuskan selempang Merah yang dipimpin oleh panglima H. Saman mulai bergerak memasuki
5. Kelompok ke II dipimpin oleh Komandan Sektor III Sersan CPM Buimin Hasan dan Komandan Sektor IV Komandan Pol. Zulkarnain Idris, dengan Wakil dari Barisan Selempang Merah H. Sayamsuddin dan M. Sanusi yang mempunyai tugas bergerak menuju jalan Pelabuhan, dnegan melalui jalan Nelayan, membelok melalui jembatan melalui jalan belakang mesji Agung menuju sasaran rumah-rumah yang akan dibakar. Sementara TNI yasng dipimpin Serma CPM bertahan di belakang Mesjid Agung, guna melindungi Pasukan Selempang Merah yang bertugas membakar rumah-rumah di jalan Pelabuhan telah dibakar. Pasukan Komandan Zulkarnain Idris bertahan di Simpang Jalan Panglima dan jika rumah-rumah di jalan Pelabuhan telah dibakar, maka pasukan ini menghantan pertahan Tentara Belanda di Simpang Empat di rumah Rivai. ST Pamuncak. Kebakaran rumah-rumah di jalan Pelabuhan merupakan komando penyerangan dan pembakaran rumah-rumah oleh Kelompok III yang dilakukan penyerangan dari Parit I.
6. Kelompok III dipimpin oleh Serma Cadet AL. Arwansyah dibantu oleh Sersan Syamsik dari
E. Jalannya Pertempuran
1. Sesampainya di Simpang Parit Gompong, masing-masing kelompok terpencar menjadi 3 jurusan dengan tekad yang bulat serta memegang teguh segala keputusan rencana penyerbuan mereka.
Di tengah malam yang gelap pekat sekitar jam 2 bergeraklah semua kelompok menuju sasaran mereka masing-masing:
a. Kelompok I menuju jalan Siswa sekarang menuju ke pertahanan Belanda yang berada di kantor Pos sekarang
b. Kelompok II bergerak menuju jalan Nelayan sekarang di pinggir sungat Parit II, selanjutnya memasuki jembatan terus ke jalan belakang mesjid Agung, dan ke rumah-rumah jalan Pelabuhan.
c. Kelompok III bergerak maju menuju jalan Sriwijaya, langusng ke jalan kuburan terus membagi dua arah yaitu ke jalan
2. Pada jam 3.15 menit tengah malam, kelompok II yang memegang kunci penyerbuan, telah berhasil membakar rumah-rumah di jalan Pelabuhan, yang merupakan tanda untuk kelompok III memulai gerakannya membakar rumah-rumah di jalan kuburan dan jalan Palembang jam 4 pajar api telah merah mewarnai langit baik dari Ilir jalan Pelaguhan maupun dari Ulu Parit I tembak menembak telah terjadi, peluru-peluru seperti kunang-kunang di tengah malam, berterbangan menuju sasarannya, suara teriakan Barisan Selempang Merah menyebut “YA –ZALJALALI –WAL – IKRAM” , berkumandang dan bergema di pajar sidikini. Mereka maju tanpa gemetar menuju kepertahanan Tentara Belanda dengan senjata tradisionalnya parang bungkul, tombak, pedang, keris, badik dan lain-lain. “Esa hilang dua terbilang, pantang dubalang belaku surut, fisabilillah tekad mereka, mati syahid tujuannya”.
3. Di antara kepanikan tentara belanda mendapat serangan dari Ilir dan dari Ulu, diiringi pula dengan teriakan yang gemuruh dari Barisan Selempang Merah maka di saat itu juga secara mendadak kelompok I mengadakan tembakan-tembakan kepertahanan Tentara Belanda di Kantor Pos (
4. Matahari pagi telah memancarkan cahayanya dar upuk timur berbarengan dengan itu letupan-letupan martir dan tembakan merian kancu dari kapal patroli Angkatan Laut Belanda yang berada di sungai Pengabuan telah menimbulkan ledakan-ledakan di tengah
5. Langit kelihatan mendung, awan seolah-olah menutupi langit yang luas ini dan bi balik awan terlihat sekilas cahaya matahari yang tingginya sekitar 5 hasta tingginya dari upuk timur. Namun ldakan-ledakan mortir masih terlihat di sekitar arena pertempuran dari arah parit I masih terdengar tembakan-tembakan karabon satu-satu yang dilakukan oleh Kopral
6. Di waktu mundur kembali ke pangkalan ini, terlihat kain yang dijadikan tandu memikul anggota-anggota Barisan Selempang Merah yang luka-luka baik dari arah jalan Sriwijaya dan jalan Siswa, dan teman-teman lain yang gugur tidak dapat dibawa mundur.
F. Penutup
1. Demikianlah… sekelumit kisah Sejarah Perjuangan Masa Perang Kemerdekaan Negara Republik Indonesia di Kabupaten Tanjung Jabung pada umumnya, kecamata Tungkal Ilir khususnya yang benar-benar terjadi yang Kami sajikan dalam Atraksi Kilas Balik. Tentang penyerbuan ke pertahanan Tentara Belanda di kota Kuala Tungkal, secara gabungan antara Tentara nasional Indonesia dan barisan rakyat Barisan Selempang Merah ke pertahanan Tentara Belanda di kota Kuala Tungkal, yang merupakan kekuatan “tunggal” yang ampuh dan dahsyat, yang akhirnya dapat memukul mundur pasukan Tentara Belanda yang mempunyai persenjataan lengkap dan modern dan sebagai salah satu pasukan sekutu yang ikut memenangkan Perang Dunia ke II yang lalu.
2. Penyerbuan pada hari kamis malam jum’at tanggal 23 Februari 1949 selain kita dapat memukul mundur pasukan tentara Belanda, memperoleh 2 buah senapan LE dan 1 Owen-gun, maka di pihak TNI dan barisan rakyat Selempang Merah, banyak yang gugur sebagai kusuma bangsa dan sebagai syuhada, yang berjumlah sebanyak 68 orang yang nama-namanya adalah:
No | Nama | Prajurit | No | Nama | Prajurit |
1 | Ilyas | I TNI | 2 | M. Aini | Polri |
3 | Kardi | BSM | 4 | Karti | BSM |
5 | Tarli | BSM | 6 | Anang | BSM |
7 | M. Yunan | BSM | 8 | Karim | BSM |
9 | Masran | BSM | 10 | Giman | BSM |
11 | H. Nasri | BSM | 12 | Abd. Aman | BSM |
13 | Gemuk | BSM | 14 | M. Bakri | BSM |
15 | Tjitjit | BSM | 16 | | BSM |
17 | Dirin | BSM | 18 | Liwan | BSM |
19 | H. Kadir | BSM | 20 | Syarkawi | BSM |
21 | Iman | BSM | 22 | Sulaiman | BSM |
23 | Djailani | BSM | 24 | Andullah | BSM |
25 | H. Selamat | BSM | 26 | Mukri | BSM |
27 | A. Rahman | BSM | 28 | H. Amir | BSM |
29 | Djailani | BSM | 30 | Hayak | BSM |
31 | A. Manaf | BSM | 32 | Asnawi | BSM |
33 | Aruf | BSM | 34 | Marsaid | BSM |
35 | A. Samad | BSM | 36 | Gumberi | BSM |
37 | Isut | BSM | 38 | Usuh | BSM |
39 | A. Rahman | BSM | 40 | Hojod | BSM |
41 | Hasan | BSM | 42 | Basuni | BSM |
43 | M. Saleh | BSM | 44 | H. Djahari | BSM |
45 | Mohd. Saleh | BSM | 46 | Dadar | BSM |
57 | Bakri | BSM | 48 | Tario | BSM |
59 | H. A. Hamid | BSM | 50 | Rubirin | BSM |
51 | Darmawi | BSM | 52 | Rapai | BSM |
53 | Imas | BSM | 54 | Atjil | BSM |
55 | Asit | BSM | 56 | Masli | BSM |
57 | | BSM | 58 | Achmad | BSM |
59 | Utir | BSM | 60 | Junan | BSM |
61 | A. Hamid | BSM | 62 | Sanudin | BSM |
63 | Saman | BSM | 64 | Abu | BSM |
65 | Syamsuddin | BSM | 66 | Unan | BSM |
67 | Zailani | BSM | 68 | Tarli. B | BSM |
Nama-nama yang gugur dalam pertempuran ini, telah pula disampaikan ke Museun Perjuangan Daerah Jambi, guna diabadikan sebagai Pejuang Perang Kemerdekaan Negara Republik
----- Mereka Telah tiada……….
----- Darahnya telah melukis persada ibu
----- Pertiwi tanah tercinta ini…..
Akhirul kalam, dalam suasana memperingati hari Ulang Tahun Veteran Perang Kemerdekaan Republik Indonesia ke 37 se-Provinsi jambi di Kuala Tungkal ini, perkenankanlah Kami menyampaikan sebuah:
PESAN
----- Sekarang telah berkumandang lagu kebangsaan
-----
----- Sang merah putih berkibar menjulanh tinggi di udara
----- Bebas merdeka di ujung tiang yang kokoh
-----
----- Telah banyak jatuh korban….. pahlawan bangsa…..
----- Darah mengalir membasahi persada tanah air… demi kejayaanmu
-----
----- Kami menundukkan kepala
----- Mengingatkan dan mendoakanmu
----- Di tengah-tengah kelilingan obor-obor yang suram
----- Kami lihat pusara-pusaramu
----- Tak terdengar bisikanmu… semua hening membisu
----- Seperti membisunya “batu nisanmu” yang tertancap
----- Di atas makammu……….
----- Dalam diam danmembisunya makammu….. sepercik rasa yang menyelinap di jiwa dan di kalbu Kami……….
----- Rasa yang merupakan “pesan”
----- Dari teman-teman kami yang telah tiada….. melalui..
----- Pusaramu yang terhampar membisu… kau berpesan……….
----- Jaga dan pertahankan terus obor kemerdekaan yang…..
----- Telah Kami rebut ini…
----- Kepadamu generasi penerus….. Kami serahkan sang merah putih
----- Serta obor kemerdekaan yang Kami cintai ini.
----- Merah tanda darah Kami
----- Putih tanda tulang-tulang Kami
----- Waktu terus mengejar… usia kami Veteran Perang kemerdsekaan
----- Republik Indonesia semakin lanjut
----- Kami sudah ta’ dapat berbuat banyak lagi
----- Namun… kami melihat bangga….. nun……… di
-----
-----
“AMIN YA RABBAL ‘AALAMIN”
PANITIA HUT VETERAN REPUBLIK
YANG KE 37 SE-PROVINSI JAMBI
DI KUALA TUNGKAL
Thanks a lot. sangat membantu untuk tugas sekolah anak. semoga sukses selalu.
BalasHapus